Tuesday, 15 March 2011

Benny Wennas - Presiden Komisaris Bess Finance

Kamis, 27 Mei 2010

Saya akan menjadi bos yang lebih bermakna

BENNY Wennas, salah satu pendiri WOM Finance, kini kembali masuk ke bisnis pembiayaan (multifinance). Baru-baru ini, Benny mendirikan perusahaan multifinance bernama Bess Finance. Benny yakin, perusahaan ini nanti bisa lebih besar daripada perusahaannya terdahulu. Untuk itu, Benny sudah punya seabrek strategi. Kepada wartawan KONTAN Azis Husaini, Benny memaparkan strateginya tersebut di kantornya, Rabu (30/6) lalu.

Saya memang sudah lama meninggalkan industri pembiayaan. Saya terikat perjanjian ketika menjual saham saya di Wahana Ottomitra Multiartha (WOM) Finance kepada Bank Internasional Indonesia, bahwa saya tidak boleh mendirikan perusahaan sejenis selama lima tahun.

Nah, sejak 1 Mei 2010 perjanjian itu tidak berlaku lagi. Jadi, saya kembali bergelut di bisnis multifinance. Saya lantas mendirikan Bess Finance. Saya juga mendapat bantuan dari anak didik saya ketika masih bekerja di WOM Finance. Mereka mau ikut mengembangkan perusahaan ini. Memang sebagian besar pekerja di sini bekas pekerja WOM Finance.

Untuk membesarkan bisnis ini, saya menyusun strategi. Pertama, saya menyiapkan target. Saya menargetkan setiap bulan Bess Finance bisa menjual 8.000 unit motor bekas.

Agar target tercapai, tahun ini saya akan membuka 100 outlet di berbagai daerah. Saat ini, outlet Bess Finance baru berada di Pulau Jawa, yaitu tersebar di Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Jawa Barat. Saya  juga akan mencoba masuk ke pasar Sumatra.

Tahun depan, Bess akan menambah jaringan lagi, sehingga kami memiliki total 200 gerai. Ekspansi ini untuk mendukung pencapaian target pembiayaan Rp 400 miliar.

Dalam hal pembiayaan, Bess Finance akan fokus pada pembiayaan motor bekas. Saat ini, hampir 90% dari pembiayaan Bess merupakan pembiayaan sepeda motor bekas, sisanya pembiayaan mobil bekas.

Kedua, menyiapkan sumber pendanaan. Dalam bisnis ini pendanaan pihak ketiga adalah salah satu hal yang penting.

Saat ini sudah ada 11 bank yang berkomitmen menyediakan pendanaan bagi Bess, di antaranya Bank Panin yang memberikan pinjaman sekitar Rp 130 miliar. Lalu, ada Bank Kesawan yang memberi pinjaman Rp 40 miliar dan Bank Ganesha sebesar Rp 30 miliar.

Kemudian, Bank Syariah Mandiri juga memberi pinjaman Rp 30 miliar. Dalam waktu dekat, Bess pun akan mendapatkan dana dari Bank Agris sekitar Rp 40 miliar.

Hanya saja memang masih ada kendala dari sisi pendanaan. Kami sulit mendapatkan pendanaan dari bank asing. Saat ini seluruh bank asing juga mempunyai bisnis pembiayaan motor atau mobil. Otomatis mereka tidak lagi mau memberikan pendanaan kepada kami-kami yang tidak memiliki sandaran lembaga keuangan.

Saya meminta kepada Bank Indonesia (BI) dan Kementerian Keuangan agar mengatur hal ini agar bisnis multifinance tetap bisa tumbuh. Kami yang masih kecil ini juga bisa dipercaya, kok. Kami bisa menepati janji membayar utang, karena kami memiliki bisnis yang riil dan benar.

Menjadi Mourinho

Strategi ketiga, agar perusahaan ini bisa terus berkembang, saya akan memberikan saham kepada para direktur di perusahaan ini. Dengan kepemilikan saham bersama itu, mereka semua akan merasa memiliki perusahaan ini.

Mereka akan menjaga perusahaan ini dengan baik, karena di sana ada uang mereka juga. Dengan prinsip ini, ketika saya pensiun tetap ada yang menjaga perusahaan itu. Saya pun bisa jalan-jalan dan berlibur.

Keempat, saya akan menerapkan pola kepemimpinan serupa dengan yang saya terapkan saat masih di WOM Finance dulu. Saat masih menjadi Presiden Direktur WOM Finance, saya menerapkan budaya kerja terbuka.

Mungkin cara ini mirip seperti ketika tim Inter Milan diasuh Mourinho. Semua organisasi hidup. Sebagai pemimpin, saya  harus bisa menggerakkan roda organisasi.

Jadi, saya menerapkan konsep learning, sharing, and coaching. Setiap tiga bulan sekali saya turun ke berbagai cabang untuk memberi pelatihan. Saya juga dulu rajin menyampaikan visi dan misi. Seluruh karyawan mengerti keinginan saya dalam membangun perusahaan.

Begitu pula di Bess Finance ini. Selain menerapkan konsep learning, sharing, and coaching, saya juga turun lagi memberikan pelatihan kepada  para pengelola cabang di daerah. Rencananya saya akan melakukannya setiap tiga bulan sekali. Setiap satu kali pelatihan berlangsung dua hari.

Saya juga akan membuat executive club yang beranggotakan para general manager dan senior manager Bess Finance Mereka akan saya beri pelatihan sebulan sekali. Kenapa ini saya lakukan, karena dulu saya kerap melihat keangkuhan bos. Mereka sering marah-marah di balik meja, tapi tidak pernah memberikan pengarahan dan bimbingan kepada bawahan.

Dari sana, saya berjanji jika saya menjadi bos, saya akan menjadi bos yang lebih bermakna di mata karyawan. Saya ingin memberikan ilmu kepada mereka, mengajarkan mereka menjadi karyawan yang baik dan bisa diandalkan.

Di sini saya mencoba menempatkan posisi saya bukan lagi sekadar bos, tapi saya juga bisa menjadi teman mereka. Saat ini, saya mempunyai karyawan sekitar 1.200 orang. Saya harus bisa menghargai mereka semua, sebab saya tidak mau mengulang apa yang pernah terjadi kepada saya saat menjadi karyawan di masa dulu.

Saya berkeyakinan bahwa sukses itu tidak pernah datang jika hanya duduk di belakang meja. Waktu di WOM, saya dan karyawan selalu belajar dari kesalahan yang pernah kami lakukan di lapangan.

Dari situ, kami melakukan sharing dan saya memberikan panduan agar kesalahan tidak terjadi lagi. Saya ingin membina anak buah saya supaya anak buah juga sukses.

Nah, dengan sering bertemu dan terbuka, saya yakin organisasi ini akan berkembang dan bisa jadi lebih besar dari perusahaan saya sebelumnya. Mereka bisa membeli manajemen, tapi mereka tidak bisa membeli gaya saya mendidik karyawan.

Saya berharap mudah-mudah-an strategi-strategi ini bisa menjadi pemicu semangat para karyawan supaya perusahaan ini besar. Mengenai prospek bisnisnya sendiri, saya sangat yakin prospek bisnis pembiayaan masih sangat cerah.

Porsi pasar bisnis ini masih sangat besar. Dalam setahun penjualan sepeda motor bisa mencapai enam juta unit. Di setiap kuartal, perusahaan sepeda motor selalu membuat varian baru. Dari sana, peluang bisnis sepeda motor bekas terbuka lebar. Hal inilah yang saya tangkap dari peluang itu.

Saya juga yakin bisa membesarkan perusahaan ini, karena saya sudah berpengalaman dalam bisnis ini sebelumnya. Sewaktu saya pertama kali mendirikan WOM Finance bersama rekan-rekan tahun 1995, kami hanya bisa menjual 1.000 unit sepeda motor per bulan.

Terakhir tahun 2005, kami sudah bisa menjual 400.000 unit motor per bulan. Dari sisi modal, awalnya modal kami hanya Rp 10 miliar. Terakhir sebelum saya tinggal, asetnya sudah mencapai Rp 600 miliar. Apalagi masa sekarang. Saat ini saya sudah lebih mudah berbisnis. Sekian tahun saya menjalin relasi bisnis dengan para bankir, dan kini saya merasa mereka bisa percaya saya.

Sejauh ini perkembangan Bess Finance sudah cukup bagus. Awalnya saya memulai dengan modal Rp 100 miliar. Sekarang, kami sudah mempunyai aset Rp 300 miliar.   

3 comments:

  1. pa saya fransiskus/miki dari palangkaraya karjawan pt.bess finance,bukan mengurangi rasa hormat saya,saya minta tolong kebijakan untuk,gaji pokok,saya pegawai rendahan pa cuman remedial1 di perusahaan bapa,gaji pokok cuman 1300000rb,memang ada bonus sih untuk asil kerja itu pun kita harus ada target,sekarang kita punya target luar daerah kalau untuk kesana kita harus keluarin duid dari gajih pokok pa belum lagi kita beli makan untuk orang rumah uang segitu mah,mana cukup pa,bukan nya kerja iqut perusahaan ini jadi beban untuk saya pa,tapi inilah pa gaji hanya pas2san untuk setengah bulan lo pa,tolong pa kebijakan nya,untu remedial khususnya,kita tdk punya biaya oprasional untuk kejar konsumen yang nakal,gaji di bawah standar pa,kalau buat bonus atau isentif kami lebih dari cukup jika uang oprasional dan gaji poko di naikan,tolong pa di perhatikan saya bukan siapa2,dan saya terlanjur cinta kerja d perusahaan bapa,dan di sinilah lah kami cari nasi dan susu buat anak,dna saya merasa saya jual nyawa soalnya saya di gajih buat nagih utang orang kalau tdk bayar barang yang di jaminkan kita ambil,ia kalau org nya ga pake ngamuk,kalau bawa pistol,mandau,tombak,sambil ngancam merasa tdk mau barang nya di ambil,oke lah pa sampai di sini saja,saya merasa segan dgn bapa yg punya PT,trimakasih buat pekerjaannya,dan saya harap permintaan saya untuk di perhatikan,hormat saya

    ReplyDelete
  2. Percuma bicara dg yg punya kagak di denger apa lagi tentang naik gaji

    ReplyDelete
  3. Yah,gaji di bawah rata2,tunjangan pun nihil...andaikan bp yang terhormat bisa lebih memperhatikan kesejahteraan karyawannya,akan sangat lebih baik.klo hak karyawan di perhatian akan sangat lebih baik lg.
    Kesejahteraan sebuah perusahaan percuma klo karyawannya tidak sejahtera...
    Hal ini bisa menarik karyawan untuk melakukan penggelapan...
    Semoga bisa lebih adil...amin...

    ReplyDelete