Potensi pasar iklan mobile di Indonesia masih besar
BuzzCity, perusahaan media berbasis mobile yang menawarkan akses jaringan iklan, serius menggarap pasar iklan mobile di Indonesia. Tahun ini, BuzzCity mulai membuka kantor operasional di Indonesia. Tentu saja, BuzzCity juga sudah menyiapkan strategi untuk mengembangkan bisnisnya. K.F. Lai, CEO BuzzCity, memaparkan strategi tersebut kepada Harris Hadinata dan Fahriyadi dari KONTAN, beberapa waktu lalu.BuzzCity adalah perusahaan perantara antara pengiklan dan agensi media. Tapi, media iklan yang digunakan spesifik hanya mobile. Misalnya, katakan ada pengiklan yang mau beriklan di mobile page, BuzzCity membantu mereka untuk penempat-an iklan-iklan tersebut.
BuzzCity bisa membantu penempatan iklan bukan cuma untuk mobile page di Indonesia, tapi di seluruh dunia. Di Indonesia sendiri, kami sudah banyak bekerja sama dengan pemilik konten untuk penempatan seperti itu.
Jadi, BuzzCity merupakan ad network. Sejauh ini, kami memiliki 3.000 konten. Para pengiklan bisa menaruh kontennya di situ. Untuk pengiklan sendiri, saat ini kami sudah melayani 2.000 pengiklan di seluruh dunia. Sekitar 100 di antaranya ada di Indonesia.
Bisnis ini menarik, karena mobile itu tanpa batas, pengiklan di luar negeri pun bisa beriklan di Indonesia. Begitu pula sebaliknya. BuzzCity akan membantu mereka beriklan di mobile di negara mana pun yang mereka mau.
Perusahaan ini sudah berdiri sejak 11 tahun yang lalu. Tapi, kami baru masuk ke bisnis mobile advertising ini lima tahun lalu. Sebelum itu, kami merupakan penyedia konten.
Kami melihat perkembangan di bisnis mobile advertising ini sangat bagus. Di Indonesia sendiri, banyak indikator yang menunjukkan perkembangan bisnis ini akan positif.
Sejak tiga tahun yang lalu, kami melihat operator ponsel di Indonesia mulai menurunkan tarif akses internet melalui ponsel. Jadi, harganya makin murah. Selain itu, pengguna ponsel sendiri makin banyak karena harga ponsel juga makin murah. Pasar iklan mobile di Indonesia sendiri juga sudah berkembang pesat.
Tiga tahun lalu, pencapaian iklan BuzzCity di Indonesia masih nol dan sekarang sudah sekitar US$ 2 juta–US$ 3 juta. Ini setara 40% pasar iklan mobile di Indonesia. Jadi, mulai tahun ini, BuzzCity serius menggarap pasar Indonesia.
Potensi pasar iklan mobile di Indonesia juga masih besar. Saat ini, televisi memakan sekitar 60% dari total belanja iklan. Adapun media cetak dan radio mengambil sekitar 35%.
Sisanya adalah belanja iklan untuk media online, di dalamnya termasuk mobile. Menurut penelitian kami, belanja iklan untuk mobile cuma 0,1% dari total belanja iklan. Jadi, masih ada peluang besar.
Apalagi, orang tidak menghabiskan seluruh waktunya di depan televisi. Orang usia 25 tahun ke atas cuma memakai 40% dari waktu bangun mereka menonton televisi. Orang berusia kurang dari 25 tahun malah lebih sedikit lagi, cuma 20%–30% dari waktu bangun mereka.
Tapi, orang sejak bangun tidur tidak pernah jauh dari ponsel mereka. Jadi, hampir 100% dari waktu bangun mereka bersama ponsel.
Selain itu, kalau kita lihat, berapa banyak orang Indonesia yang punya televisi? Kalau dibandingkan dengan orang yang punya telepon lebih banyak mana? Jadi, saya optimistis potensinya masih besar. Saya melihat mungkin dalam lima tahun ke depan belanja iklan di mobile bisa bergerak menjadi 10% dari total belanja iklan.
Impresi meningkat
Selama tiga tahun ini, kami memang sudah masuk ke pasar Indonesia, tapi kami mengoperasikannya dari Singapura. Karena melihat potensinya sangat besar, tahun ini, kami langsung masuk ke Indonesia.
Jadi, sekarang kami sudah mempunyai kantor lokal di Indonesia. Kami juga sudah merekrut tiga staf untuk menjalankan operasional.
Kami juga memiliki beberapa rencana ke depan. Saat ini, kami melihat masih banyak agensi media yang belum melihat mobile sebagai media baru untuk beriklan. Ini menjadi tantangan BuzzCity. Jadi, salah satu rencana kami ke depan adalah mengedukasi agensi media.
Caranya, kami akan sharing data-data yang kami punya mengenai jumlah orang yang mengakses mobile web, apa yang mereka cari, dan sebagainya. Kami punya data yang kami rilis setiap kuartal.
Data yang kami rilis itu merupakan data terbaru pengguna ponsel di Indonesia. Misalnya data impresi pengguna ponsel di Indonesia dan dunia. Kami mengambil data dari 20 negara.
Dari data terakhir, impresi ponsel di Indonesia mencapai sekitar empat miliar kali. Artinya, kalau kita pasang iklan di ponsel, setidaknya iklan itu akan dilihat empat miliar kali. Data-data seperti ini yang akan kami gunakan untuk mengedukasi agensi media. Kami juga melakukan roadshow ke berbagai agensi media.
Kami juga menyusun cara untuk menarik pengguna ponsel agar melihat iklan. Untuk itu kami bekerja sama dengan content publisher. Saat ini ada sekitar 3.000 publisher. Kami meminta mereka membuat konten yang disukai user.
Untuk itu, kami juga memberi mereka masukan, pengguna ponsel di Indonesia lebih suka konten yang bagaimana. Misalnya, di Indonesia, pengguna ponsel lebih banyak bermain game. Kami ikut memberi masukan game seperti apa yang lebih disukai di Indonesia.
Dalam hal konten, kami memiliki dua produk situs. Yang pertama adalah situs komunitas My Gamma. Yang kedua adalah situs game, Djuzz. Indonesia merupakan pengakses My Gamma terbesar keempat dan pengakses Djuzz terbesar kedua.
Ke depan, kami akan meluncurkan dua situs lagi. Pertama, Mobile Recipes. Pengguna ponsel bisa mencari resep makanan kesukaannya dari situs ini, dan juga bisa membantu memutuskan dia akan memasak apa untuk makan hari itu. Kedua, kami akan meluncurkan Independent Music Site. Ini situs untuk mencari informasi soal grup musik indie. Informasi yang akan kami berikan terutama info jadwal manggung grup-grup tersebut.
Kami akan memulai situs tersebut di Indonesia. Kenapa? Karena kami melihat Indonesia memiliki banyak musisi indie. Selain itu, musisi indie Indonesia mempunyai pengaruh besar ke negara sekitar Indonesia, Malaysia, dan Singapura. Rencananya, situs ini baru diluncurkan akhir tahun nanti.
Target kami, kami ingin mendapatkan pangsa pasar sebesar-besarnya di Indonesia. Kami tidak berpikir bisa menguasai 100%, tapi kami harap bisa menguasai setidaknya 50% pangsa pasar di Indonesia.
Saat ini, kami sudah menguasai 40%. Kami adalah pemain terbesar di Indonesia dan juga di beberapa negara Asia lainnya. Di Indonesia, setelah kami ada Google Admob. Di dunia Google Admob masih nomor satu, mereka besar sekali di Amerika Serikat.
Apalagi, kami punya klien dengan reputasi yang bagus. Beberapa waktu lalu, Djarum bekerja sama dengan kami untuk iklan pertandingan bulutangkis Djarum Indonesia Open. Kami juga bekerja sama dengan Puma dan Adidas saat Piala Dunia beberapa waktu lalu. Di Malaysia, kami bekerja sama dengan Malaysia Airlines.
Kami optimistis target ini bisa tercapai. Kami memprediksi impresi ponsel di Indonesia bisa terus berkembang. Sekarang, kami perkirakan sudah mencapai lima miliar kali per bulan. Sampai akhir tahun 2010 mendatang, kami berharap angka impresi tersebut bisa meningkat menjadi 10 miliar kali per bulan.
No comments:
Post a Comment