Tuesday, 15 March 2011

Zulkifli Zaini - Presiden Direktur PT Bank Mandiri Tbk

Senin, 23 Agustus 2010

Sifat detail akan saya pertahankan

Zulkifli Zaini bukan orang baru di Bank Mandiri. Dia ingin, di bawah kendalinya, lima tahun ke depan Bank Mandiri tak hanya berdiri sebagai bank, tapi juga berperan sebagai sebuah holding yang besar dan kuat; bukan hanya  menjadi pemain lokal, melainkan berjaya di kawasan ASEAN. Zulkifli memaparkan strateginya memimpin bank terbesar ini kepada wartawan KONTAN Titis Nurdiana dan Azis Husaini, usai berbuka puasa, Rabu (18/8) lalu. 

Saat banyak orang berspekulasi soal pencalonan Direktur Utama Bank Mandiri, saya memilih berdiam diri. Bahkan, saat nama saya disebut-sebut, saya tidak melakukan lobi-lobi khusus untuk bisa menduduki jabatan ini.

Sebagai seorang profesional, saya hanya bekerja seperti apa yang atasan minta. Tetapi, saya tetap memiliki sistem dalam bekerja. Misalnya, jika atasan saya menargetkan pekerjaan saya seminggu harus selesai, saya akan menyelesaikan tiga hari. Saya berusaha tetap komitmen dengan sistem kerja saya. Bukan itu saja, saya juga mempunyai karakter detail dalam bekerja. Ini bisa Anda tanyakan kepada rekan di tim saya. Sewaktu saya menjabat direktur komersial, misalnya, setiap pagi saya selalu mengirim pesan ke bawahan saya mengenai instruksi pekerjaan. Saya ingin apa yang saya sampaikan sesuai dengan eksekusi yang akan terjadi. Sedapat mungkin saya juga selalu menyampaikan strategi saya kepada bawahan.

Sekarang saya sudah menjadi direktur utama. Sifat detail saya tetap akan saya pertahankan dalam membangun bisnis Bank Mandiri dan anak perusahaan. Untuk itu, ke depan, saya tidak ingin Bank Mandiri dikenal hanya sebatas bank. Saya ingin perusahaan ini dilihat sebagai sebuah holding, dengan anak-anak usaha yang bisa tumbuh sama bagusnya dengan perusahaan induk.

Ini sejatinya sudah tecermin dari logo bank. Sekarang tidak ada lagi logo bank di depan nama Mandiri. Ini juga berarti kami ingin tumbuh sebagai sebuah holding yang besar sekaligus kuat. Selama ini anak perusahaan memang tidak terlalu terlihat kinerjanya karena memang tidak terlalu diekspos.

Tetapi, kalau mau tahu, kinerja anak perusahaan, seperti Bank Syariah Mandiri, Mandiri Sekuritas, AXA Mandiri, Mandiri Tunas Finance, dan yang lainnya mampu menyumbangkan 10% laba Bank Mandiri pada Juni 2010 lalu.

Displin dan tepat waktu
Ke depan, saya harapkan sumbangan mereka akan terus membesar. Ini berarti anak perusahaan sangat penting bagi Mandiri. Kami ingin tumbuh dan besar bersama. Namun, kami belum berpikir untuk melantaikan anak perusahaan seperti Bank Syariah Mandiri ke bursa karena size-nya memang belum terlalu besar.

Anak perusahaan lain yang juga terus tumbuh adalah AXA Mandiri. Di setiap cabang Bank Mandiri pasti ada counter AXA Mandiri. Itu artinya apa? Kami juga serius melakukan joint venture dalam bisnis ini. Makanya, pemegang saham AXA sangat senang dengan kami.

Mereka juga tidak keberatan kami menjadi pemegang saham mayoritas. Kalau sebelumnya, porsi kami di AXA Mandiri hanya 49%, tak lama lagi kami akan memiliki 51% saham AXA Mandiri. Sekarang dalam proses penandatangan, dan insya Allah akan beres pada akhir Agustus atau September.

 Kalau ini sudah done, laporan keuangan AXA Mandiri akan terkonsolidasi dengan kami. Artinya, kami akan lebih leluasa melakukan cross sharing dengan anak perusahaan. Dengan begitu, harapan kami anak perusahaan bisa menjadi besar bersama kami.

Nasabah Bank Mandiri yang butuh produk perbankan syariah akan kami arahkan ke Bank Syariah Mandiri. Nasabah yang membutuhkan kredit mobil atau sepeda motor akan kami arahkan ke Mandiri Tunas Finance. Begitu pula yang lain.

Untuk itulah, saya akan menyiapkan sumber daya manusia yang andal. Caranya adalah membajak dari bank lain untuk posisi tertentu saja, atau kami melakukan training sendiri karena kami memiliki training center sendiri. Di setiap divisi kami juga memiliki semacam akademi untuk mendidik tenaga kerja kami.

Namun, untuk jabatan strategis dan krusial, kami memilih membajak. Hal ini sangat lumrah karena ketatnya persaingan. Untuk itu kami harus memiliki SDM yang cakap. Untuk semua perusahaan, saya selalu katakan bahwa SDM adalah sebuah aset, harus dijaga, dan terus dikembangkan kemampuannya.
Dalam bisnis, saya akan terus mengembangkan electronic channel. Sebab, electronic channel seperti ATM, SMS banking, internet banking, dan lainnya sangat berperan dalam transaksi perbankan di Mandiri.

Asal tahu saja, transaksi melalui cabang sekarang juga terus menyusut, hanya tinggal 20%. Sementara yang menggunakan electronic channel mencapai 80%. Ini berarti, ke depan gaya hidup orang bertransaksi akan menjadi lebih mobile. Untuk itu kami akan terus menambah jumlah ATM dan melakukan inovasi transaksi elekronik karena kami ke depan akan menjadi pemain besar dengan menjadi bank transaksi.
Strategi yang kami kembangkan sebetulnya tak banyak berubah. Mungkin yang akan berubah adalah eksekusinya, yakni lebih disiplin dan tepat waktu.
Pertama, pada basic business Bank Mandiri adalah wholesale. Tak bisa dipungkiri kalau semua perusahaan besar adalah nasabah kami. Ke depan, kami akan masuk ke retail payment dengan membidik kredit kepada para distributor dan sub-distributor perusahaan besar seperti Indosat, Telkomsel, dan lainnya. Selama ini, kami belum masuk pasar tersebut. Padahal, jumlahnya sangat besar. Untuk itu kami akan masuk, membantu mereka.

Kedua, kami juga akan masuk ke kluster-kluster, misalnya memberikan kredit kepada para pedagang besar di Tanah Abang, Pasar Solo, Pasar Semarang, Pasar Jogja, Pasar di Bandung, dan Pasar Atom di Surabaya. Untuk itu kami akan sangat agresif membuka cabang mikro di sana, sekaligus memasang ATM. Ini akan menjadi komitmen kami menjadi bank kedua terbesar dalam memberikan kredit di mikro dalam waktu dekat. Saat ini sudah ada 500 outlet mikro, ke depan akan tambah sampai 1.000 outlet.

Ketiga, saya juga akan mengembangkan Mandiri Tunas Finance. Saya lihat, ada potensi pasar yang sangat besar, suntikan dana tentu akan kami berikan. Saya rasa size Bank Mandiri lebih dari cukup untuk membantu dalam upaya ekspansi usaha anak perusahaan.

Selain itu, kami akan bekerjasama dengan perusahaan asuransi umum di luar negeri untuk membuat perusahaan patungan atau joint venture. Sekarang dalam proses pembicaraan. Mudah-mudahan akhir tahun ini sudah ada kabar siapa yang akan kami ajak kerjasama.

Keempat, kami akan menargetkan penerbitan saham baru (rights issue) perusahaan sebesar 7% dengan target meraup dana sebesar Rp 13 triliun–Rp 14 triliun. Dana tersebut diharapkan mampu meningkatkan permodalan perseroan. Target dana tersebut diperoleh dari perhitungan jumlah saham yang bakal dilepas sebanyak
2,4 miliar dikalikan harga saham per 30 Juni 2010 Rp 6.000 per lembar.

Saya berharap pelaksanaan rights issue dapat dilaksanakan pada tahun ini. Perhitungan manajemen, jika laporan keuangan menggunakan laporan 31 Juli 2010, rights issue bisa kami laksanakan pada 13 Desember 2010.

Saya berharap tanggal tanggal 13 Desember adalah batas terakhir pelaksanaan rights issue. Pelaksanaan mundur akan mengurangi minat dari para investor. Saya khawatir jika tanggal 15 Desember investor sudah banyak yang berlibur.

Dengan berbagai macam strategi tersebut, Bank Mandiri sebagai holding di lima tahun ke depan akan sangat beda. Dalam kurun itu, kami akan agresif di semua pasar untuk terus menumbuhkan market cap yang saat ini Rp 125 triliun. Lihat saja aset kami yang tumbuh sampai Rp 402 triliun. Ini sejarah bagi Bank Mandiri.

Lima tahun ke depan, yakni pada tahun 2015, kami berharap market cap kami bisa mencapai Rp 225 triliun. Ini juga akan menjadi tonggak bagi kami menjadi salah satu pemain besar di ASEAN.  
 

No comments:

Post a Comment